Katapublik Mojokerto, Peristiwa penggerebekan yang terjadi di rumah SR, mantan istri Kepala Desa Kutogirang, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, pada Sabtu (5/4/2025) dini hari, menimbulkan kehebohan dan perdebatan di tengah masyarakat.
Kejadian bermula saat DS, calon suami SR, berkunjung ke kediaman SR pada malam hari. Pada saat itu, pintu rumah dalam kondisi tertutup, yang kemudian memicu kecurigaan warga sekitar. Masyarakat yang menduga keduanya melakukan perbuatan mesum pun langsung melakukan penggerebekan.
Namun, tuduhan tersebut tidak terbukti. Dalam klarifikasinya, DS membantah semua tuduhan yang dilontarkan. “Yang dikatakan warga bahwa ada perbuatan mesum itu salah dan tidak benar,” tegas DS.
Ia menjelaskan bahwa saat penggerebekan berlangsung, dirinya baru saja selesai makan malam bersama keluarga SR dan tengah duduk santai. “Kami masih duduk bersama keluarga, lampu rumah menyala terang, dan semua anggota keluarga masih belum tidur,” ungkapnya.
DS juga mengaku bahwa ia sebenarnya berniat pamit pulang karena hari sudah larut. Namun, justru pada saat itu warga melakukan penggerebekan dan menuduh mereka berbuat asusila. Ia bahkan menyayangkan tindakan warga yang dinilai berlebihan.
“Kami merasa diperlakukan tidak adil dan menjadi korban dugaan pemerasan. Mereka sempat mengancam akan membakar, memukuli, bahkan mengarak saya ke balai desa, serta meminta uang denda hingga jutaan rupiah,” ujarnya geram.
Kasus ini pun memicu reaksi publik. Banyak pihak mempertanyakan kebenaran tuduhan yang dilontarkan tanpa bukti, serta keabsahan tindakan penggerebekan tanpa kehadiran aparat penegak hukum (APH). Publik juga menyoroti permintaan uang denda sebesar Rp5 juta yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Informasi yang berkembang menyebut adanya dugaan provokator yang memicu kericuhan ini. “Dugaan kuat, ada oknum yang memprovokasi warga agar memperlakukan kami secara tidak adil. Padahal kami datang dengan niat baik untuk menikah,” lanjut DS.
Yang lebih mencengangkan, menurut pihak keluarga SR, mantan suami SR yang kini menjabat sebagai Kepala Desa Kutogirang justru tidak terlihat saat penggerebekan berlangsung. Padahal, rumahnya berada di belakang kediaman SR dan dalam keadaan terbuka.
Hingga berita ini ditayangkan, warga yang terlibat dalam penggerebekan belum memberikan pernyataan resmi. Awak media juga telah berusaha mengonfirmasi KM selaku Ketua RT dan DW sebagai Kepala Desa Kutogirang, namun belum mendapat tanggapan.