Katapublik Labuhanbatu, Proyek pembangunan tiga titik jembatan di wilayah PTPN4 Panai Jaya yang menelan anggaran sekitar Rp 200 juta diduga dikerjakan secara asal-asalan. Dugaan ini mencuat setelah tim di lapangan memantau langsung proses pengerjaan dan menghimpun informasi dari sejumlah sumber terpercaya yang enggan disebutkan identitasnya.
Dari hasil pantauan, ditemukan bahwa proyek tersebut tampak menggunakan bekas-bekas material jembatan lama. Pondasi lama hanya dikorek sedikit secara manual tanpa pemasangan cerucuk baru, lalu langsung dicor. Bahkan, bekas balok jembatan sebelumnya tidak dibongkar, melainkan dibiarkan begitu saja.
Pada titik jembatan kedua, bekas timbunan dan pintu air lama yang sebelumnya membendung parit juga tidak dikorek ulang. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan aliran air tersumbat saat debit air meningkat, sehingga melimpah ke badan jalan dan berpotensi merusak infrastruktur jalan di sekitarnya. Secara logis, ketinggian jembatan seharusnya melebihi permukaan jalan agar aliran air tidak terganggu.
Saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp, Manajer PTPN4 Panai Jaya, Dedi, memilih bungkam dan tidak memberikan keterangan terkait bestek maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek tersebut.
Demi efektivitas, transparansi, dan manfaat jangka panjang dari proyek ini, publik Labuhanbatu berharap agar Direksi PTPN4 bersikap tegas dan segera turun tangan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan proyek jembatan ini.