Katapublik Labuhanbatu, Warga Kampung Tengah Tiga, Desa Tanjung Haloban, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatra Utara, mengungkapkan keresahan mereka terhadap dugaan aktivitas peredaran narkoba yang disebut masih terus berlangsung secara terselubung.
Menurut penuturan warga, sosok berinisial I dan C, yang merupakan kakak beradik, diduga kuat mengelola peredaran sabu yang berasal dari seseorang Inisial O.
Meskipun terkonfirmasi O membantah keterlibatannya dalam aktivitas tersebut dan mengklaim sudah lama berhenti. Namun, warga menyebut barang haram tersebut masih dikirimkan oleh kurir Inisial E dan diedarkan oleh I dan C.
“Benar, di rumah O sudah tidak terlihat aktivitas jual beli. Tapi sabu dari “O”, masih dikirimkan oleh E ke I dan C di Kampung Tengah Tiga, dan mereka yang kemudian mengedarkannya,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga juga menyampaikan keprihatinan, atas tingginya jumlah pemuda yang terjerumus menjadi pengguna narkoba, bahkan menduga Kepala Desa turut menjadi salah satu pengguna.
“Sekitar 80 persen pemuda kami sudah terpapar narkoba. Kami curiga Kepala Desa juga ikut terlibat,” imbuhnya.
Ketika dikonfirmasi, Kapolres Labuhanbatu melalui Kapolsek Bilah Hilir AKP A. Sitepu menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti informasi tersebut.
“Terima kasih atas informasinya. Kalau ada anggota saya yang menerima setoran, akan kami proses sesuai aturan yang berlaku. Tidak ada pembiaran terhadap kejahatan penyalahgunaan narkotika. Kami pastikan akan melakukan lidik dan tindak sesuai aturan,” tulis AKP Sitepu dalam pesan WhatsApp kepada awak media.
Senada, Kanit Reskrim Polsek Bilah Hilir juga menyampaikan komitmennya melalui pesan singkat: “Trims infonya, kita lidik.”
Sementara itu, masyarakat pemerhati anti-narkoba berharap besar kepada pihak kepolisian agar serius dan transparan dalam mengungkap jaringan narkoba di wilayah mereka.
“Kami harap aparat penegak hukum benar-benar serius membongkar jaringan ini hingga ke akar-akarnya. Karena akibat dari peredaran narkoba ini, kejahatan lainnya seperti pencurian dan perkelahian juga makin marak terjadi,” ujar warga tersebut.
Beberapa warga juga menyampaikan kekecewaannya karena aparat hukum dinilai hanya menangkap para pengguna, bukan bandar.
“Penangkapan memang sering terjadi, tapi yang ditangkap justru korban-korbannya. Kami menduga ada aliran setoran dari bandar ke oknum aparat,” tutup salah satu warga dengan nada kecewa.