Katapublik Asahan, Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain. Sebagai contoh, kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.
Kualitas Air adalah istilah yang menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu, misalnya; air minum, perikanan, pengairan (irigasi), industri, rekreasi dan sebagainya. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pengamatan kualitas air kolam budidaya merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya. Hal ini dapat terjadi mengingat air merupakan habitat dan tempat hidup dari ikan, Tujuan utama budidaya perikanan adalah memproduksi biota akuatik untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan, terutama protein, dan bukan pangan.
Budidaya ikan lele dalam menggunakan media kolam terus berkembang dan memiliki keuntungan yang sangat besar seiring peningkatan hasil budidaya ikan lele dari tiap tahunya.
Hal tersebut diatas yang menjadi perhatian Mahasiswa Budidaya Perairan Universitas Negeri Asahan (UNA) dalam melakukan pengamatanya. Rabu, (31/1/2024).
Salah satu contoh budibaya bakti mandiri yang dimiliki oleh Sugiatno, Peternakan ikan lele yang berlokasi di daerah Kongsi Anam – Tanjung Alam.
Menurut Sugiatno, suhu air kolam yang baik untuk budidaya ikan lele ini diantara 27°C – 30°C dan pH air yang baik diantara 6,8 – 7,2. Jika suhu air dan pH air kurang atau melebihi dari batas yang ditentukan, maka dapat menyebabkan ikan lele menjadi stres dan tidak memakan pakan yang diberikan sehingga menimbulkan kematian pada ikan lele. Untuk menanggulanginya, pemilik budidaya biasanya melakukan percampuran air dengan kolam yang suhu dan pH airnya normal untuk menstabilkannya. Rabu, (31/1/2024).
“Dalam hal pengisian air kolam, masih tidak terkontrol untuk volume air yang dibutuhkan, terkadang saat pengisian air kolam pemilik kolam meninggalkanya karna membutuhkan waktu yang cukup lama dan saat pengisian kolam ikan lele volume airnya berlebihan sehingga harus membuang sebagian air agar menjadikan volumenya sesuai yang dibutuhkan”, ujar Sugiatno.
Pemeliharaan kolam budidaya ikan lele milik Sugiatno selalu memeriksa langsung ke setiap kolam ikan lele untuk mengecek kondisi suhu beserta pH air pada siang hari menjelang malam hari untuk memastikan suhu dan pH air pada setiap kolam dalam kondisi yang normal. Hal tersebut mengharuskan Sugiatno untuk selalu berada di lokasi budidaya ikan lele untuk terus memantaunya.
Masalah lain yang belum bisa terselesaikan adalah pemberian pakan pada setiap kolam budidaya ikan lele, sehingga pertumbuhan ikan terkadang menjadi lambat dari waktu yang sudah di tentukan untuk dipanen. Pemberian pakan biasanya diberikan dua kali sehari pada jam 8 pagi dan 5 sore.
Adapun pakan alternative untuk ikan lele yang biasanyadi gunakan oleh Sugiatno adalah ayam yang sudah mati (ayam tiren) lalu di rebus sampai lunak. Puding untuk mempercepat kematangan gonat pada induk ikan Lele yaitu dengan cara di beri pakan hidup seperti Keong Mas.
Penulis;
Abdul Ghofur, Bapak SugiatnoBayu AnandaDede KurniawanFarhan SyahnarkiMuhammad Ar-Razy IrsyaZeini Ardianti PutriMuhammad Fizai RahmadRaihan Firdaus PanjaitanAdelia FransiskaIlham FebriansyahMarwan PanjaitanMuhammad Sandy KurniawanKurnia Aidila FitriHandy Martono.