Katapublik Tebing Tinggi, Walikota Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Tebing Tinggi, Ratama Saragih, S.H., menyatakan keprihatinannya atas lesunya iklim usaha dan investasi di kota Tebing Tinggi. Ia menyoroti penutupan lima perusahaan penanam modal di akhir tahun 2024 sebagai bukti nyata memburuknya kondisi ekonomi daerah. Penutupan ini tidak hanya mengurangi kegiatan usaha, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan angka pengangguran di kota tersebut.
Ratama, yang juga merupakan pemegang sertifikat “Survey Pengukuran Indikator Kinerja dan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) BPK RI Tahun 2024”, mengungkapkan bahwa realisasi investasi Kota Tebing Tinggi selama tahun 2022 hingga 2024 sangat jauh dari target yang ditetapkan.
Berdasarkan data dari laporan LKPM Online di sistem OSS RBA yang dikelola oleh Dinas DPMPTSP Kota Tebing Tinggi (Selasa, 6 Mei 2025), berikut capaian investasi dalam tiga tahun terakhir yakni, Tahun 2022: Target investasi sebesar Rp110 miliar, realisasi hanya Rp56,08 miliar. Penyerapan tenaga kerja: 218 orang, Tahun 2023: Target investasi Rp100 miliar, realisasi Rp60,80 miliar. Penyerapan tenaga kerja: 391 orang. Tahun 2024: Target investasi Rp110 miliar, realisasi Rp82,10 miliar. Penyerapan tenaga kerja: 490 orang.
Adapun lima perusahaan yang resmi menutup usahanya pada akhir 2024 yakni PT. Batang Hari Tebing Pratama-Industri karet remah, PT. Adei Crumb Rubber Industry – Industri karet remah, PT. Agung Beton Persada Utama – Industri mortar beton siap pakai, PT. Bangun Sarana Sinergi, Usaha konstruksi, PT. Tiga Berkawan Mandiri – Usaha konstruksi
Sebagai pengamat dan alumni Peradi, Ratama berharap Pemerintah Kota Tebing Tinggi segera mengambil langkah strategis dan kebijakan konkret guna menarik investor dari luar daerah. Ia mengingatkan agar pemerintah tidak hanya memberikan janji politik, tetapi benar-benar memanfaatkan potensi aset yang dimiliki daerah.
Salah satu aset yang disebut potensial adalah Pasar Sakti, yang berlokasi strategis di pusat kota dan dekat dengan wahana hiburan. Menurutnya, pasar ini memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dikembangkan untuk membuka usaha baru, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun hingga kini, status dan kepemilikan pasar tersebut masih menjadi tanda tanya, yang menurutnya harus segera diselesaikan.
Selain Pasar Sakti, banyak aset lain berupa tanah, gedung, dan fasilitas umum yang dapat dioptimalkan untuk menarik investasi. Ratama menegaskan, perizinan yang ramah, cepat, dan bebas hambatan adalah kunci menciptakan iklim investasi yang sehat di Tebing Tinggi.