Katapublik Labuhanbatu, Sebanyak 405 Guru Honorer yang lulus sebagai Pegawai yang diangkat berdasarkan Perjanjian kerja (PPPK), beramai ramai mengunjungi Kantor DPRD Kabupaten labuhanbatu. Kedatangan para Guru honorer yang memakai pakaian Hitam putih, ke kantor DPRD Labuhanbatu tersebut, dalam rangka untuk melakukan Audensi. Karena, dari Forum Guru honorer tersebut berstatus Passing grade. Rabu, (24/1/2024).
Namun disayangkan, harapan audensi Ratusan Guru Honorer tersebut tidak membuahkan hasil, dikarenakan, dari 45 Anggota Dewan (DRPD Labuhanbatu), tidak ada yang mau hadir dengan seribu alasan.
Mulai dari alasan reses, sampai dengan konsultasi.
Abdul Karim, selaku Wakil Ketua DPRD Labuhanbatu memang mengatakan, seluruh dewan sedang dalam angenda reses yang mana diungkapkan Abdul Karim melalui Video Call dengan masa Audensi.
Selaku penasehat hukum ratusan Guru Honorer yang ikut mendampingi ke Gedung DPRD Kabupaten Labuhanbatu itu Santi Rambe, SH mengatakan, banyak kejadian yang tidak mengenakkan yang dialami oleh Ratusan Guru Honorer saat berkunjung di gedung wakil rakyat itu. Salah satunya ada yang mengatakan “GILA” oleh Oknum yang diduga juga adalah anggota DPRD Labuhanbatu.
“Memang, sampai saat ini belum diketahui siapa Oknum tersebut. Namun diduga dari Partai Hanura seorang perempuan yang berumur 45 tahun”, ungkap Santi.
Hal ini sangat di sayangkan sekali lanjut Santi Rambe, karena Forum Guru honorer berstatus Passing grade tersebut, saat ini sedang di pertontonkan oleh tragedi Wakil Rakyat yang tidak berkualitas.
“Kami harus tau nama Ibu tersebut dan jika memang beliau benar adalah oknum DPRD kabupaten Labuhanbatu Kami minta untuk Segera di PAW ” ungkap Santi dalam forum dengan kesal.
Karena ketidak hadiran seluruh anggota DPRD Labuhanbatu tersebut, Santi Rambe dan Ratusan Guru honorer akan melayangkan surat somasi. “Terkecuali kepada bapak Abdul Karim Hasibuan karna masih mau melayani walau melalui zoom meeting”, kata Santi.
Status Passing grade dari Ratusan Guru Honorer tersebut adalah mereka yang telah lulus mengikuti PPPK. Namun tidak ada kursi (Farmasi) di Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu itu. Karenanya, Ratusan Guru tersebut terpaksa di Rumahkan (tidak bekerja).
Karena itu, Ratusan Guru Honorer yang jumlahnya 405 Orang tersebut mendatangi kantor DPRD Labuhanbatu dengan maksud harapan agar dibuatkan farmasi kepada Ratusan Guru tersebut.